Rabu, 07 Mei 2014

THE POWER AND SPIRIT OF LOVE


THE POWER AND SPIRIT OF LOVE
Oleh: Hanif Hanani Tamjiz

Konon katanya,hal-hal yang berkaitan dengan cinta,asmara, rindu , cemburu adalah budayanya orang muda, selalu ada hal yang manarik apabila ditarik dari sisi ini, bagaimana cerita romantisme dari masa ke masa, sebutlah kisah percintaan yang sangat   terkenal dan mendunia seperti Romeo and Zuliyet, rama dan shinta, atau laila dan mejnun atau yang sudah menjadi legenda visual seperti percintaan  dan romantisme ala “Titanic” yang diperankan oleh Reonaldo de Caprio dan dan Kate Winslet itu, yang sangat menarik simpati,empati itu,meskipun sudah berulang kali tayang di hampir semua stasiun televisi, tapi seakan-akan kita tidak pernah bosan menikmati alur ceritanya. Di Jawa juga ada cerita Prono Citro dan Roro Mendut.
Menjadi sangat hidup dan penuh penghayatan apabila salah satu kisah percintaan itu   saya ceritakan  melalui blog saya ini, tiada maksud untuk mempengaruhi gaya dan budaya mencintai dan dicintai, tetapi yang lebih urgen dan detail adalah bagaimana sebenarnya kita bisa memaknai percintaan dan kesetiaan yang agung dimana dalam bahasa agama sering disebut “ Mitsaqon gholidhon” atau perjanjian yang kokoh.
Saya mulai dari kisah percintaan Laila dan Majnun, bagaimana dua sejoli itu menjalin cinta yang membara sehingga penuh sensasi, bagaimana hubungan cinta suci  Laila dan Majnun yang tidak tersampai karena ketidak setujuan orang tuanya dan ketidak berdayaan dua sejoli itu melawan tirani, bagaimana rintihan Laila yang setiap malam merindukan kehadiran Majnun kekasihnya, sehingga dalam tangis yang menduka laila menulis puisi dalam kertas kertas , kemudian dikirimkan kepada Majnun melalui lembutnya angin sepoi sepoi, dan ternyata pesan cinta itu sampai juga ke hati Majnun,walaupun Majnun ada dibelantara nun jauh disana, bagaimana ketegaran hati Laila yang dipaksa orang tuanya menikahi lelaki lain, namun tidak sedikitpun hati laila dapat dinikahi oleh pecinta asing yang tidak pernah ada dalam sanubari Laila, dalam cintanya , dalam kesetiannya ternyata cinta Laila tidak untuk orang lain , namun hanyalah untuk Majnun seorang diri, kadang kita jadi cemburu apakah kita juga sedang menjadi sang pecinta yang sejati.
 Begitu pula dengan Majnun sang kekasih yang tak pernah kehilangan spirit untuk mencintai, walaupun Laila telah dimiliki orang lain, tapi itu hanyalah jasadnya saja , jasmaninya,badan wadagnya saja tan ruh, yang tidak akan pernah menggoyahkan hati Laila untuk setia dan hanya menancapkan nama Majnun dalam Jantung hatinya.Untuk menghilangkan kesedihan , dan penderitaanya Majnun lalu lari menyendiri ketengah hutan balantara , dia tidak mau makan dan minum, dia menyatukan kesedihan dan tekad cintanya pada alam raya , dia tidak kehilangan ghiroh untuk mencintai dan dia tidak memiliki sakit hati dan dendam kepada kekasih sejatinya, begitu menyatunya dia dengan alam, sampai sampai Sang Raja Hutanpun tidak sanggup mengusiknya, kulit dan daging nya tidak lagi menjanjikan dan Sang Raja Hutanpun jadi kehilangan selera untuk menikmati kelezatan daging Majnun untuk dikonsumsi, sebab seluruh jiwa dan raganya telah dihabiskan untuk mencitai, sebab Majnun adalah Sang pecinta sejati yang sedang bertapa merindui kekasihnya.
Tidak kurang akal keluarga Majnun agar majnun bisa melupakan kekasih hatinya dan agar bisa condong untuk mengalihkan  cintanya kepada wanita  yang lain, diadakanlah perjamuan makan, dimana diundang gadis-gadis cantik nan muda belia dari berbagai kalangan untuk menghibur hati anaknya dari gundah gulana, tapi lenggak-lenggok dan kecantikan paras rupa gadis-gadis asing itu tidak sedikitpun dapat menggoyahkan hati Majnun, bukan Majnun namanya kalau hatinya mudah  tergoda dan tergadai, hati Majnun sudah terlanjur dihibahkan pada kekasihnya yaitu Laila, bahkan seluruh jiwa raganya terlanjur menyatu dengan Laila seiring berjalannya sang waktu menuju ajal menjemputnya, itulah Majnun Sang pecinta sejati.
Lain lagi kisah kasih yang tak sampai ,dalam Novel “Dibawan Lindungan Ka’bah” gubahan Almarhun Prof. Buya Hamka, tentang cinta sejati Hamid anak angkat keluarga kaya Haji Ja’far yang jatuh cinta pada putri ayah angkatnya yang bernama Zainab, kasih tak sampai ini, dibawa ke alam Baqa, oleh Hamid yang memendam cintanya terhadap adik angkatnya, hingga ajal menjemput dipelataran Ka’bah ketika ia towaf , dan ajal menjemputnya ketika ia dekat dengan Sang Pencipta pemilik keabadian “ia mati saat memegang kain penutup Ka’bah (Kiswah), selesai Towaf” Kisah-kasih Cintanya yang  tak sampai dan dibawa ke alam keabadian” Inilah hakekat cinta sejati, walaupun jasad tak  pernah dimiliki tetapi ruh dari Cinta terhadap Zainab dibawanya kepada Sang Kholiq Sang Kekasih yang tidak pernah pilih kasih.

Semali, Salamkanci, 02 Mei 2014 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar