Rabu, 07 Mei 2014

PERHIASAN DUNIA

PERHIASAN DUNIA
Oleh : Hanif Hanani Tamjiz putu Soeta
Dihiasi manusia itu dengan keinginan dan kecintaan terhadap wanita, anak-anak, dan berbanyak-banyak tentang Emas dan Perak ,dan kuda-kuda tunggangan, dan binatang ternak, dan sawah ladang , seperti itulah perhiasan kehidupan didunia dan hanya kapada Allah saja  kita semua akan dikembalikan.
Dunia memang pantas untuk dimilki, tetapi dunia hanyalah segenggam debu yang tidak akan berarti lagi ketika kita bakal kembali, kadang dunia meninggalkan kita atau kita yang meninggalkan dunia, hanyalah amalan yang kekal dan sholih yang lebih baik sebagai tambahan atau tabungan sebagai amalan yang terbaik.
Pada hari dimana tidak ada lagi manfaat ( benefit) harta dan anak-anak , kecuali orang yang datang menghadap Tuhannya dengan membawa hati yang selamat (Qolbun Salim) sefty heart, kita harus kembali, mau tidak mau ,suka tidak suka.
Ada seorang pedagang yang mempunyai 4 istri , ketika ia sudah semakin tua dan ajalnya hampir dekat maka pedagang itu berkata pada istri pertamanya “duhai istriku maukah kau menemaniku dalam ajalku , ketika aku masuk keliang kubur maukah kau ikut  denganku,maka istri pertamanya menjawab dengan ketus “aku tidak akan menemanimu, aku hanya menjadi kekasihmu cukup didunia saja, selamat berpisah katanya. Tinggalah pedagang itu dengan rasa penyesalannya, siang malam bekerja banting tulang hanya untuk mencukupi dan membahagiakan istri pertama yang paling dicintai  tetapi istrinya tega mengatakan bahwa dia hanyalah teman didunia saja.Maka ratapan hanyalah tinggal ratapan sesal kemudian tiada berguna.
Dengan penuh penyesalan pedagang itu menghampiri istri keduanya, dulu istri kedua ini kurang  disayangi daripada istri pertama, dikatakan pula kepada istri keduanya  bahwa ia akan mati, maka apakah sang istri kedua mau menemaninya sehingga ia sampai liang lahat, istri keduanyapun berkata bahwa ia tak sanggup, ia hanya akan mengantarkan jenazah suaminya sampai peristirahatan terakhir.
Dia datangi pula istri ketiganya , istri yang ketiga itu memang dulu kurang dikasihi dan dicintai dari pada istri ke dua dan istri pertamanya, namun istri ketiganyapun menjawab , bahwa hubungan atau ikatan suami istri itu hanya didunia saja , istri ketiganyapun tak sanggup menemani hingga ke liang kubur. Duh ,,, betapa malang nasib suami atau Sang pedagang itu.
Lalu ditengah keputus asaan dan kekecewaan yang mendalam terhadap ketiga istrinya yang dianggap tidak setia   itu, Sang pedagang mendatangi istri ke empat, yang dulu waktu dia kaya dan sehat serta berkecukupan ia bahkan tak pernah memperhatikan istri keempatnya itu. Meskipun dia pernah memperhatikan tetapi hanyalah sambil lalu , namun betapa bahagianya ia ketika ia sampaikan bahwa hidupnya tinggal sebentar lagi, dia harus meninggalkan dunia, apakah istri keempatnya itu mau dan sanggup menemani Sang suami sampai keliang kubur, maka dengan sungguh-sungguh  istri keempatnya  itu menjawab, jangankan hanya sampai ke kubur, sampai ke akherat menghadap Sang Pencipta pun istri keempatnya itu senantiasa akan selalu mendampingi, walaupun sudah terlambat akhirnya pedagang tersebut sadar bahwa ternyata istri yang dulu sering disia-siakan, tidak diperhatikan,bahkan sering diterlantarkan  namun pada akhir hayat istri keempat ,ia adalah istri yang paling  setia,  yang bersedia mendampinginya.
Kita semua sebetulnya seperti pedagang itu, kita cari barang dagangan kadang kala kemudian kita jual untuk mendapatkan keuntungan, dan keuntungan itulah yang dinamakan pahala atau ujroh bagi kita yang akan menentukan bagaimana nasib kita selanjutnya menuju alam akherat yang baqa’ ,kekal tiada berkesudahan.
Dan kita juga ibaratnya  masing-masing  punya empat istri :
Istri pertama yaitu  tubuh kita, istri kedua adalah keluarga ,teman,sahabat dan kerabat kita, sedangkan istri ketiga adalah kekayaan kita, sedangkan istri yang paling setia yang harus kita miliki adalah istri keempat yaitu : amal kebaikan .
Jangan kita menjadi sombong ada pepatah jawa mengatakan “ Bondo titipan, pangkat drajat sampiran lan nyowo gaduhan” hendak kemana kita ? selain menghadapnya dengan amal sholih dan tidak menyekutukan DIA dengan susuatu apapun.
Salamkanci,4 Mei 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar