Selasa, 07 Agustus 2012

IKHLAS



OLEH : H.HANIF HANANI,SH,MH

Tersebutlah dalam satu kisah, perbincangan Nabi Musa As dengan umatnya, yang telah beribadah selama 350 tahun, tanpa melakukan perbuatan dosa,  umatnya Nabi Musa itu berkata”wahai Musa AS aku telah beribadah kepada Allah swt selama 350 tahun, tanpa melakukan perbuatan dosa ,dimanakah Allah swt akan meletakkanku di Sorga-Nya ?.Tolong sampaikan pertanyaanku ini kepada Allah swt.
Nabi Musa As, lantas bermunajat pada Allah Swt, dan menanyakan sebagaimana dipesankan , dimana gerangan umatnya yang telah beribadah 350 tahun tersebut hendak ditempatkan, sebagai ujroh atas ibadahnya dan pengabdiannya kepada Allah Swt, namun jawaban Allah sungguh mengejutkan dan mencengangkan, ternyata bukannya Allah Swt menempatkan umat Nabi Musa As, ke surga-Nya, tetapi akan ditempatkan orang itu didasar neraka.  
Ketika Nabi Musa As bertemu kembali dengan umatnya, maka dengan hati-hati disampaikanlah jawaban Allah Swt , atas pertanyaan umatnya tersebut, bahwa Allah Swt, akan menempatkan dia di dasar neraka,orang itu terkejut dengan perasaan sedih ,galau dan gundah gulana ia beranjak dari hadapan Nabi Musa, As. Malamnya ahli ibadah itu terus berfikir mengenai keadaan dirinya . Ia juga mulai berfikir dengan keadaan Saudara-saudaranya, temannya dan orang lain yang mereka baru beribadah, 200 tahun, 300 tahun,bahkan kurang dari itu, dimanakah tempat mereka kelak diakherat?. Pagi harinya ia menjumpai Nabi Musa As, kemudian berkata “ Wahai Musa As, aku rela Allah SWT menempatkan aku kedalam neraka-Nya , akan tetapi aku minta satu permohonan, setelah tubuhku dimasukkan ke Neraka maka jadikanlah tubuhku ini sebesar-besarnya sehingga seluruh pintu Neraka tertutup oleh tubuhku, jadi tidak ada seorangpun akan masuk ke dalamnya”
Pada saat yang lain ketika Nabi Musa As bermunajat kepada Allah Swt, disampaikanlah , tentang keikhlasan umatnya dalam menerima ketentuan Allah, Swt, akan halnya bakal dimasukkannya umatnya ke neraka, maka kemudian Allah mengatakan , bahwa Allah berkenan memasukkan hamba itu ke dalam Surga-Nya yang paling tinggi , karena kepasrahannya terhadap ketentuan Allah Swt.
Saudara…, apa yang bisa petik dari pelajaran diatas, bagaimana mungkin orang yang telah beribadah sekian lamanya, ketika dia berkeinginan dan berambisi , mengambil imbalannya , ternyata yang diperoleh adalah “kemurkaan Allah”, karena apa ? orang itu menduakan Allah Swt dengan mahluknya , bukankah surga yang dia harap adalah mahluk Allah juga,Artinya selama 350 tahun itu, dia beribadah bukan karena Allah Swt, tetapi lebih banyak hanya karena mengharap dia dimasukkan ke Surga, padahal hak prerogratif untuk menentukan hamba, masuk Surga atau Neraka adalah mutlak kewenangan Allah Swt.    
Syaikh Abdul Qodir Al Jailani berkata :
Dunia ibarat pasar , sebentar lagi tidak ada seorangpun yang tinggal dipasar itu . Yakni ketika malam telah tiba dan para penduduk pulang kerumah masing-masing. Berusahalah,  sesungguhnya tidak berjual beli dipasar itu kecuali untuk bekalmu di akherat kelak. Perbekalan sesungguhnya adalah iman kepada Allah Swt , dan ikhlas beramal untuk-Nya. Itulah perbekalan yang dibawa kelak tapi sungguh, bekalmu masih teramat sedikit.
Perbaikilah niat untuk-Nya , berusahalah tidak memakan sesuap nasi ,melangkah sejengkal , atau melakukan amal apapun kecuali dengan niat yang    baik. Perbaikilah hubungan dengan Allah swt, jika telah demikan maka setiap amal, yang dilakukan adalah untuk-Nya , bukan untuk selain Dia. Sifat pura-pura akan hilang , dan niat yang baik itu akan menjadi watak bagi seorang hamba manakala penghambaannya benar-benar untuk Allah swt. Jika Dia telah menolongnya , maka ia akan menjadi kaya dan terhalang dari makhluk sehingga ia tidak memerlukan mereka.
Jika seseorang itu layak untuk Allah swt, maka dia akan bersama-Nya dalam setiap keadaan. Dia akan mengganti dan memindahkannya dari suatu keadaan kepada keadaan yang lain. Sehingga sepenuhnya menjadi beriman, yakin dan ma’rifat bahkan dekat dan musyahadah (menyaksikan). Tinggalkanlah dunia dan carilah akherat , kemudian carilah kedekatan dengan Tuhan. Tinggalkanlah makhluk lalu kembalilah kepada Khaliq.
Allah swt, tidak menuntut bentuk hamba, tetapi yang dituntut adalah maknanya . Yakni ketauhidan dan keikhlasannya , serta hilangnya cinta dunia dan akherat darinya . Bahkan segala sesuatu jauh darinya. Manakala keadaan telah demikian , maka Allah swt, akan mencintainya , dan mengangkatnya diatas lainya.
Magelang, 18 Romadhon 1433 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar