OLEH
: H.HANIF HANANI,SH,MH
Tersebutlah dalam satu
kisah, perbincangan Nabi Musa As dengan umatnya, yang telah beribadah selama 350
tahun, tanpa melakukan perbuatan dosa, umatnya Nabi Musa itu berkata”wahai Musa AS
aku telah beribadah kepada Allah swt selama 350 tahun, tanpa melakukan
perbuatan dosa ,dimanakah Allah swt akan meletakkanku di Sorga-Nya ?.Tolong
sampaikan pertanyaanku ini kepada Allah swt.
Nabi
Musa As, lantas bermunajat pada Allah Swt, dan menanyakan sebagaimana
dipesankan , dimana gerangan umatnya yang telah beribadah 350 tahun tersebut
hendak ditempatkan, sebagai ujroh atas ibadahnya dan pengabdiannya kepada Allah
Swt, namun jawaban Allah sungguh mengejutkan dan mencengangkan, ternyata
bukannya Allah Swt menempatkan umat Nabi Musa As, ke surga-Nya, tetapi akan
ditempatkan orang itu didasar neraka.
Ketika
Nabi Musa As bertemu kembali dengan umatnya, maka dengan hati-hati
disampaikanlah jawaban Allah Swt , atas pertanyaan umatnya tersebut, bahwa
Allah Swt, akan menempatkan dia di dasar neraka,orang itu terkejut dengan
perasaan sedih ,galau dan gundah gulana ia beranjak dari hadapan Nabi Musa, As.
Malamnya ahli ibadah itu terus berfikir mengenai keadaan dirinya . Ia juga
mulai berfikir dengan keadaan Saudara-saudaranya, temannya dan orang lain yang
mereka baru beribadah, 200 tahun, 300 tahun,bahkan kurang dari itu, dimanakah
tempat mereka kelak diakherat?. Pagi harinya ia menjumpai Nabi Musa As,
kemudian berkata “ Wahai Musa As, aku rela Allah SWT menempatkan aku kedalam
neraka-Nya , akan tetapi aku minta satu permohonan, setelah tubuhku dimasukkan
ke Neraka maka jadikanlah tubuhku ini sebesar-besarnya sehingga seluruh pintu
Neraka tertutup oleh tubuhku, jadi tidak ada seorangpun akan masuk ke dalamnya”
Pada
saat yang lain ketika Nabi Musa As bermunajat kepada Allah Swt, disampaikanlah
, tentang keikhlasan umatnya dalam menerima ketentuan Allah, Swt, akan halnya
bakal dimasukkannya umatnya ke neraka, maka kemudian Allah mengatakan , bahwa
Allah berkenan memasukkan hamba itu ke dalam Surga-Nya yang paling tinggi ,
karena kepasrahannya terhadap ketentuan Allah Swt.
Saudara…,
apa yang bisa petik dari pelajaran diatas, bagaimana mungkin orang yang telah
beribadah sekian lamanya, ketika dia berkeinginan dan berambisi , mengambil
imbalannya , ternyata yang diperoleh adalah “kemurkaan Allah”, karena apa ?
orang itu menduakan Allah Swt dengan mahluknya , bukankah surga yang dia harap
adalah mahluk Allah juga,Artinya selama 350 tahun itu, dia beribadah bukan
karena Allah Swt, tetapi lebih banyak hanya karena mengharap dia dimasukkan ke Surga,
padahal hak prerogratif untuk menentukan hamba, masuk Surga atau Neraka adalah mutlak
kewenangan Allah Swt.
Syaikh
Abdul Qodir Al Jailani berkata :
Dunia
ibarat pasar , sebentar lagi tidak ada seorangpun yang tinggal dipasar itu .
Yakni ketika malam telah tiba dan para penduduk pulang kerumah masing-masing.
Berusahalah, sesungguhnya tidak berjual
beli dipasar itu kecuali untuk bekalmu di akherat kelak. Perbekalan
sesungguhnya adalah iman kepada Allah Swt , dan ikhlas beramal untuk-Nya.
Itulah perbekalan yang dibawa kelak tapi sungguh, bekalmu masih teramat
sedikit.
Perbaikilah
niat untuk-Nya , berusahalah tidak memakan sesuap nasi ,melangkah sejengkal ,
atau melakukan amal apapun kecuali dengan niat yang baik. Perbaikilah hubungan dengan Allah swt,
jika telah demikan maka setiap amal, yang dilakukan adalah untuk-Nya , bukan
untuk selain Dia. Sifat pura-pura akan hilang , dan niat yang baik itu akan
menjadi watak bagi seorang hamba manakala penghambaannya benar-benar untuk
Allah swt. Jika Dia telah menolongnya , maka ia akan menjadi kaya dan terhalang
dari makhluk sehingga ia tidak memerlukan mereka.
Jika
seseorang itu layak untuk Allah swt, maka dia akan bersama-Nya dalam setiap
keadaan. Dia akan mengganti dan memindahkannya dari suatu keadaan kepada
keadaan yang lain. Sehingga sepenuhnya menjadi beriman, yakin dan ma’rifat
bahkan dekat dan musyahadah (menyaksikan). Tinggalkanlah dunia dan carilah
akherat , kemudian carilah kedekatan dengan Tuhan. Tinggalkanlah makhluk lalu
kembalilah kepada Khaliq.
Allah
swt, tidak menuntut bentuk hamba, tetapi yang dituntut adalah maknanya . Yakni
ketauhidan dan keikhlasannya , serta hilangnya cinta dunia dan akherat darinya
. Bahkan segala sesuatu jauh darinya. Manakala keadaan telah demikian , maka
Allah swt, akan mencintainya , dan mengangkatnya diatas lainya.
Magelang,
18 Romadhon 1433 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar