OLEH : ALFAQIR HANIF HANANI
Cobalah kita ingat-ingat, kapan kita
terakhir memberi sesuatu kepada orang lain ?, kemudian apakah yang kita berikan
itu barang atau harta yang berharga bagi orang yang menerima dan apakah yang
kita berikan itu, adalah harta yang kita cintai, bukan sekedar barang yang
sudah tidak ada nilainya, misalnya barang bekas, atau sesuatu yang memang kita
sudah tidak menyukai barang itu, bahkan mungkin barang yang kita berikan pada
orang lain itu, adalah barang yang dirumah kita tidak ada tempat lagi untuk
meletakannya, lalu barang itu ibaratnya “kita buang” ke orang lain.
Memberipun ternyata ada kriterianya, bukan
memberi secara asal-asalan, bahkan dalam Al-Qur’an Allah Swt berfirman,
“Belumlah sampai kepada kebaikan manakala , belum bisa memberikan sesuatu yang
dicintai kepada orang lain”. Sesuatu yang dicintai itu artinya sesuatu yang
paling mudah didayagunakan, misalnya Emas,Perak, Tanah, Kendaraan dan tentu
saja uang, siapa sih orang yang tidak suka uang ?
Dan semangat memberipun, bukan menjadi monopoli
pemeluk agama tertentu, setiap manusia yang dihatinya masih ada terbersit rasa
kasih-sayang kepada orang lain, dia juga punya hak untuk berbagi dan memberi
pada orang lain, bahkan orang yang tidak beragamapun, bisa saja punya “Ghiroh”
memberi ,kadang bisa mengalahkan orang yang “mengaku” bergama.
Orang yang suka atau senang memberi sesuatu
kepada orang lain disebut dermawan, sedangkan orang yang tidak suka memberi
kepada orang lain disebut kikir, medit, pelit, atau bakhil, dan orang bakhil
itu jauh dari Tuhan, jauh dari manusia dekat dengan syetan dan dekat dengan
neraka sedangkan orang yang dermawan itu dekat dengan Tuhan, dekat dengan
manusia dan dekat dengan surga, serta jauh dari neraka.Pepatah Inggris mengatakan
“ Its More blessed to give than to recieve”
, lebih mulia memberi dari pada meminta.
Adapun kunci dari kwalitas pemberian adalah
ikhlas, sebab betapapun banyaknya kita memberi pada orang lain, tapi didalamnya
disertai pamrih, maka secara kwalitatif pemberian itu tidak ada artinya sama
sekali , bahkan apabila pemberian itu diserta dengan ucapan yang tidak baik,
menyakiti, mengungkit-ungkit pemberian itu, manakala apa yang ia inginkan tidak terpenuhi, malahan
bisa mendatangkan dosa bagi si pemberi.Misalnya pemberian orang yang ingin
mendapat dukungan atau dipilih dalam jabatan politik , bahkan pemberian itu
bisa menjadi Riswah atau suap atau “Money
Politic” .
Suatu hari , saya melihat dengan mata kepala saya sendiri betapa masih
ada orang yang mempunyai semangat untuk memberi kepada orang lain,(Spirit of giving) tak peduli orang itu
siapa ? dari etnis apa? , yang penting dia memberikan sesuatu katakanlah “uang”
kepada orang miskin. Saya melihat beberapa orang lelaki dan perempuan berjejer
didepan sebuah toko,waktu itu aku hanya heran saja, ngapain banyak orang
berkumpul pada jam segini?, pembagian zakat sudah berlalu, sebab Romadhon sudah
berlalu, dan lagi pemilik toko itu juga bukan seorang Muslim yang punya
kewajiban untuk ber Zakat atau Infaq dan shodaqoh. Tak lama berselang munculah
seorang lelaki bermata sipit, berambut lurus,berkacamata, menenteng tas besar,
kemudian dengan tangannya, sendiri dia membagi-bagikan uang kepada
semua yang ada disitu,yang mengantri didepan toko, lalu dia bergegas masuk ke
dalam toko,seolah dia tidak ingin pemberian itu dilihat oleh orang lain. Apa
yang terjadi setelah itu, ada dorongan dan konsentrasi orang-orang yang seolah
telah menunggu kesempat -an itu, tentu saja tidak dapat langsung bertemu dengan
“Sang Dermawan” , karena dia masih ada urusan dengan pemilik toko. Apakah para
peminta itu kecewa ?, ternyata tidak, sebab sopir sang dermawan dengan cekatan
menggantikan majikannya , melanjutkan pembagian uang itu.Dari informasi yang
saya kumpulkan, konon katanya setiap kali kunjungan ke kotaku itu , sang
Dermawan yang berkacamata , yang tak sempat ku tau namanya, mungkin Ahong, koh
Sin atau Bah Liem, dalam sekali kegiatan bisa menghabiskan dana sekitar 4
sampai 5 juta .
Saya sempat terperanjat menyaksikan
peristiwa itu, saya berusaha mengambil gambar “ Tuan Dermawan” itu ,dengan HP
saya, namun sayang, gagal , kalah gesit,
dia sudah berlalu, mungkin ingin segera berbagi lagi dengan orang-orang papa, orang-orang miskin,
di kota yang lain
If you do your best ,god will do the rest, bila kita berbuat baik, Tuhan akan menyelesaikan sisanya.
Rasa hormatku untuk Sang Dermawan
Magelang, September 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar