Selasa, 11 September 2012

TANGAN DIATAS LEBIH MULIA

LL -->

OLEH : ALFAQIR HANIF HANANI
Cobalah kita ingat-ingat, kapan kita terakhir memberi sesuatu kepada orang lain ?, kemudian apakah yang kita berikan itu barang atau harta yang berharga bagi orang yang menerima dan apakah yang kita berikan itu, adalah harta yang kita cintai, bukan sekedar barang yang sudah tidak ada nilainya, misalnya barang bekas, atau sesuatu yang memang kita sudah tidak menyukai barang itu, bahkan mungkin barang yang kita berikan pada orang lain itu, adalah barang yang dirumah kita tidak ada tempat lagi untuk meletakannya, lalu barang itu ibaratnya “kita buang” ke orang lain.
Memberipun ternyata ada kriterianya, bukan memberi secara asal-asalan, bahkan dalam Al-Qur’an Allah Swt berfirman, “Belumlah sampai kepada kebaikan manakala , belum bisa memberikan sesuatu yang dicintai kepada orang lain”. Sesuatu yang dicintai itu artinya sesuatu yang paling mudah didayagunakan, misalnya Emas,Perak, Tanah, Kendaraan dan tentu saja uang, siapa sih orang yang tidak suka uang ?
Dan semangat memberipun, bukan menjadi monopoli pemeluk agama tertentu, setiap manusia yang dihatinya masih ada terbersit rasa kasih-sayang kepada orang lain, dia juga punya hak untuk berbagi dan memberi pada orang lain, bahkan orang yang tidak beragamapun, bisa saja punya “Ghiroh” memberi ,kadang  bisa  mengalahkan orang yang “mengaku”  bergama.
Orang yang suka atau senang memberi sesuatu kepada orang lain disebut dermawan, sedangkan orang yang tidak suka memberi kepada orang lain disebut kikir, medit, pelit, atau bakhil, dan orang bakhil itu jauh dari Tuhan, jauh dari manusia dekat dengan syetan dan dekat dengan neraka sedangkan orang yang dermawan itu dekat dengan Tuhan, dekat dengan manusia dan dekat dengan surga, serta jauh dari neraka.Pepatah Inggris mengatakan “ Its More blessed to give than to recieve”  , lebih mulia memberi dari pada meminta.
Adapun kunci dari kwalitas pemberian adalah ikhlas, sebab betapapun banyaknya kita memberi pada orang lain, tapi didalamnya disertai pamrih, maka secara kwalitatif pemberian itu tidak ada artinya sama sekali , bahkan apabila pemberian itu diserta dengan ucapan yang tidak baik, menyakiti, mengungkit-ungkit pemberian itu, manakala  apa yang ia inginkan tidak terpenuhi, malahan bisa mendatangkan dosa bagi si pemberi.Misalnya pemberian orang yang ingin mendapat dukungan atau dipilih dalam jabatan politik , bahkan pemberian itu bisa menjadi Riswah atau suap atau  “Money Politic” .
Suatu hari , saya melihat dengan mata kepala saya sendiri betapa masih ada orang yang mempunyai semangat untuk memberi kepada orang lain,(Spirit of giving) tak peduli orang itu siapa ? dari etnis apa? , yang penting dia memberikan sesuatu katakanlah “uang” kepada orang miskin. Saya melihat beberapa orang lelaki dan perempuan berjejer didepan sebuah toko,waktu itu aku hanya heran saja, ngapain banyak orang berkumpul pada jam segini?, pembagian zakat sudah berlalu, sebab Romadhon sudah berlalu, dan lagi pemilik toko itu juga bukan seorang Muslim yang punya kewajiban untuk ber Zakat atau Infaq dan shodaqoh. Tak lama berselang munculah seorang lelaki bermata sipit, berambut lurus,berkacamata, menenteng tas besar, kemudian dengan tangannya, sendiri dia membagi-bagikan uang kepada semua yang ada disitu,yang mengantri didepan toko, lalu dia bergegas masuk ke dalam toko,seolah dia tidak ingin pemberian itu dilihat oleh orang lain. Apa yang terjadi setelah itu, ada dorongan dan konsentrasi orang-orang yang seolah telah menunggu kesempat -an itu, tentu saja tidak dapat langsung bertemu dengan “Sang Dermawan” , karena dia masih ada urusan dengan pemilik toko. Apakah para peminta itu kecewa ?, ternyata tidak, sebab sopir sang dermawan dengan cekatan menggantikan majikannya , melanjutkan pembagian uang itu.Dari informasi yang saya kumpulkan, konon katanya setiap kali kunjungan ke kotaku itu , sang Dermawan yang berkacamata , yang tak sempat ku tau namanya, mungkin Ahong, koh Sin atau Bah Liem, dalam sekali kegiatan bisa menghabiskan dana sekitar 4 sampai 5 juta .
Saya sempat terperanjat menyaksikan peristiwa itu, saya berusaha mengambil gambar “ Tuan Dermawan” itu ,dengan HP saya, namun sayang, gagal ,  kalah gesit, dia sudah berlalu, mungkin ingin segera berbagi lagi  dengan orang-orang papa, orang-orang miskin, di kota yang lain    
If you do your best ,god will do the rest, bila kita berbuat baik, Tuhan akan menyelesaikan sisanya.
Rasa hormatku untuk Sang Dermawan
Magelang, September 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar