Senin, 10 September 2012

EMAS DITUKAR LOYANG



Oleh : Hanif Hanani
Rumah tangga adalah suatu situasi dan  kondisi yang dibangun oleh dua pihak ,laki-laki dan perempun sebagai  suami-isteri, untuk saling membahagiakan, dan ikatan perjanjian itu, bukan hanya ikatan lahir saja, tetapi juga merupakan ikatan batin, dan perjanjian yang kuat, teguh atau “mitsaqon gholidhon”,  sejalan dengan Firman  Allah Swt dalam Alqur’an “ Dan diantara tanda-tanda Kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri , supaya kamu cenderung dan  merasa tenteram kepadanya , dan menjadikan diantara kamu rasa cinta dan rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada  yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir” (Ar-Ruum:21).
Hampir tidak pernah ada , orang yang menikah hanya untuk sementara waktu, atau hanya untuk main-main saja , semua ingin agar pernikahan itu langgeng, lestari, dalam istilah orang jawa “ sampai kaken –kaken, ninen- ninen, tan ginggang datan serambut, kadyo mimi lan mintuno” begitu orang jawa membuat istilah atau menggambarkan bagaimana , sebuah keluarga yang menjadi idaman, atau dalam istilah agama disebut “ Keluaga sakinah”. 
Namun demikian banyak pula halangan dan rintangan orang berumah tangga, baik itu godaan dari dalam keluarga itu sendiri maupun godaan dari luar atau dari pihak ketiga.Membangun sebuah  keluarga itu , bukan suatu yang sederhana, butuh tangan halus, ketajaman berfikir, kearifan berbuat dan bertindak. Tidak segampang dan semudah, seperti yang dibayangkan, kadang orang berangan-angan bahwa menapaki keluarga itu seperti berjalan di atas karpet merah, yang penuh dengan taburan bunga mawar, bak seorang peragawan atau peragawati yang berjalan berlenggak-lenggok diatas “Catwalk” yang penuh dengan tepuk tangan riuh dan decak kagum  dari penonton , bak selebritis,sejatinya tidak demikian.
Mempertahankan rumah tangga itu tidak jarang seperti berada diatas bahtera, yang berlayar  ditengah samudera  , dimana badai menghadang, petir menyambar , alunan ombak, perahu oleng, sedang didepan  dan di kanan kirinya , batu karang menghadang. Kalau tidak hati-hati dan penuh konsentrasi bisa saja ,kapal pecah berkeping-keping didera ombak dan menghantam karang terjal.
saya pernah menerima orang yang berkonsultasi tentang permasalahan keluarga , dan ujung-ujungnya , salah satu pihak menginginkan agar pernikahan diakhiri dengan jalan perceraian, kalau kita lihat sekilas, mungkin hal itu wajar-wajar saja, ketika tidak ada lagi jalan keluar dan tidak ada lagi upaya saling memahami, maka akan lebih baik mencari jalan alternative yaitu perceraian, namun yang sangat disayangkan usia pernikahan pasangan yang berpolemik itu sudah cukup lama yaitu 40 tahun , dan mereka sudah punya anak dan cucu, bahkan sebentar lagi mereka punya buyut, dan usia pasangan yang hendak bercerai itu juga sudah cukup tua , suaminya berumur 82 tahun dan istrinya berumur 80 tahun, bukankah suatu usia yang sudah mendekati paripurna, mestinya diusia selanjut itu aki-aki dan nini- nini itu semakin menyatukan langkah, menguatkan ikatan tangan serta intens mendekatkan diri pada Sang Kholik, bukan malah memecah bangunan “Rumah tangga” yang telah sekian lama mereka bangun dan mereka pertahankan.
Ada pula orang yang sudah berumah tangga  selama 20 tahun, Allah ,Swt ,memberikan rizki berkecukupan, dan diberikan amanah 3 0rang anak yang penurut dan lucu-lucu, namun karena tidak tahan godaan, istri yang dulunya penurut, lama-lama kerap membantah, dan sering melanggar peraturan keluarga, rupanya dia sedang mabuk asmara, dan jatuh cinta lagi dengan lelaki lain atau dia sedang punya PIL (Pria Idaman lain), sehingga dia melupakan tugas-tugasnya sebagai istri, ketika diingatkan dengan cara baik-baik, oleh suaminya , dia berani membantah , durhaka (Nusyuz), dia tidak memilih jalan Islah, tetapi memilih jalan Furqoh, atau bercerai dari suaminya yang telah melindunginya lebih dari dua puluh tahun ,dua puluh tahun  bukanlah waktu yang singkat. Kalau difikir dengan mendalam istri yang meminta cerai dari suaminya itu, ibarat menukar emas dengan Loyang.
 Nabi Muhammad Saw, bersabda “ Baity jannati” ,orang barat mengatakan “ My Home My Castle” yang dua-duanya punya arti sama yaitu “ Rumahku adalah sorgaku”,  kalau semua anggota keluarga kukuh dengan semboyan itu,baity jannati, Insya Allah tidak ada lagi sengketa , polemic yang ujung-ujungnya sampai mengorbankan bangunan rumah tangga yang semestinya dijunjung tinggi dan dihormati bersama.
Betapa ruginya kalau kita menukar emas dengan Loyang.  Wa Allohu a’lamu bi asshowab.
Muntilan, 23 Syawwal 1433

Tidak ada komentar:

Posting Komentar